SUNGGUMINASA– Warga Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, geram atas penebangan dua pohon ikonik Pacco-Pacco oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gowa, Sulawesi Selatan.
Aksi ini dilakukan tanpa sosialisasi atau persetujuan warga, sehingga menuai protes. Pohon yang menjadi kebanggaan masyarakat dan daya tarik wisata itu ditebang secara sepihak.
Nuzul Muzawir, pemuda Kecamatan Tinggimoncong, menyoroti tindakan DLH Gowa.
Menurutnya pemerintah hanya asal tebang tanpa memperhatikan aspek sejarahnya, apalagi minimal komunikasi dengan masyarakat setempat.
Seperti diketahui bahwa pohon Pacco-Pacco di Malino ini merupakan peninggalan era Belanda ini memiliki nilai sejarah. Selain menjadi ikon Malino, pohon ini juga merupakan bagian dari identitas visual kawasan wisata.
Nuzul menilai penebangan ini mencederai semangat pelestarian lingkungan. Bahkan, pohon ini dikenal sebagai spot foto favorit para wisatawan.
“Ini memprihatinkan. Apa yang dilakukan DLH Gowa mencerminkan minimnya pemahaman pemerintah terhadap kelestarian lingkungan setempat,” ujar Nuzul, pada Kamis (16/10/2025).
“Apalagi ini dinasnya adalah Lingkungan Hidup, lah kok, main tebang-tebang pohon tanpa memperhatikan aspek lainnya,” ia menambahkan.
Sehingga, kata Nuzul, ini menjadi catatan buruk yang dilakukan pemerintah kabupaten Gowa khususnya DLH Gowa.
Ia menegaskan pohon tersebut merupakan bagian dari ekosistem ekologis.
“Sama pohon tersebut merupakan ekosistem ekologis, penyanggah tanah dan pohon hias sesuai karakter kota Malino sebagai kota bunga,” katanya.
Menurutnya keindahan Malino terancam jika penebangan serupa terus terjadi.
“Pohon itu tidak mengganggu. Bahkan jadi spot foto favorit wisatawan. Kalau terus begini, keindahan Malino bisa hilang satu per satu,” katanya.
Ia mendesak pemerintah dalam hal ini DLH Gowa bertanggungjawab atas tindakan tersebut.
“Kami sebagai masyarakat di sana (Malino) geram dengan tindakan asal tebang pohon oleh DLH. Pemerintah harus bertanggungjawab,” tegasnya.
Ia menduga penebangan ini dilakukan untuk kepentingan pribadi atau proyek tertentu. Warga menilai tindakan DLH Gowa tidak transparan dan merugikan masyarakat.
“Kami menuntut kejelasan mengenai alasan penebangan pohon yang berfungsi sebagai penyangga tanah itu,” pungkas Nuzul.
Laporan: I One