TAKALAR – Deru mesin perahu katinting memecah ombak Pantai Tanggul Topejawa, Minggu (24/8). Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan final Katinting Race Laikang Seri 4, ajang bergengsi yang menjadi rangkaian Dankodaeral Cup sekaligus peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye, hadir langsung menyaksikan jalannya perlombaan. Kehadiran Bupati disambut meriah masyarakat yang antusias menikmati hiburan khas pesisir tersebut.
Dalam sambutannya, Daeng Manye menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan tradisi bahari seperti balap katinting.
“Balap perahu katinting ini harus terus dimajukan karena telah tumbuh menjadi tradisi budaya pesisir yang patut dijaga dan dikembangkan hingga ke level lebih tinggi,” ujar Bupati Takalar.
Ajang Budaya, Sportivitas, dan Kebersamaan
Kodaeral Cup Seri 4 bukan sekadar lomba balap perahu katinting. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi simbol pelestarian warisan budaya bahari sekaligus panggung unjuk gigi para pembalap tradisional terbaik dari seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Mereka beradu kecepatan, strategi, dan kekompakan dalam kompetisi yang penuh aksi, semangat, dan sportivitas.
Event ini diikuti oleh kurang lebih 60 tim dari berbagai wilayah se-Sulselbar dan diperkirakan menarik kehadiran lebih dari 5.000 masyarakat yang datang memberikan dukungan untuk tim daerah masing-masing.
Kehadiran massa dalam skala besar tersebut menjadi bukti kecintaan terhadap budaya maritim, sekaligus wujud nyata kekuatan sosial masyarakat pesisir.
Menurut Letkol Laut (PM) Wahyu Dwi Sulistyo, selaku Ketua Panitia sekaligus Komandan Pomal Kodaeral VI, acara ini dirancang bukan hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai perwujudan nilai kebersamaan, persatuan, dan kecintaan terhadap budaya lokal.
“Acara ini bukan sekadar lomba balap perahu tradisional, tetapi juga momentum untuk merajut persaudaraan antar daerah, mengangkat budaya bahari sebagai identitas bangsa, serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai laut dan menjaga warisan leluhur kita,” ungkap Letkol Wahyu.
Lebih jauh, Wahyu menegaskan bahwa pembinaan potensi maritim masyarakat pesisir tidak hanya memperkuat tradisi lokal, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan wilayah laut.
Keterlibatan aktif masyarakat pesisir dalam kegiatan semacam ini menjadi bagian dari sinergi strategis dalam mendukung kekuatan pertahanan wilayah kerja Kodaeral VI.
Serunya Final Katinting Race
Perlombaan final berlangsung sengit. Para peserta saling berpacu di atas ombak untuk memperebutkan total hadiah Rp30 juta. Juara pertama berhak membawa pulang mesin perahu dan uang tunai Rp9 juta, juara kedua mendapat mesin perahu plus Rp6 juta, dan juara ketiga memperoleh mesin perahu serta Rp4 juta.
Hasil akhir mencatat Sumber Racing 23 sebagai juara utama, disusul Resky Palanro 789 di posisi kedua, dan Sumber Tiga Berlian di posisi ketiga.
Sementara posisi keempat ditempati STHill 01, kelima Sumber Resky 99, dan keenam Delta 09. Seluruh peserta mendapat apresiasi atas semangat dan penampilan terbaik mereka.
Wisata, Edukasi, dan Hiburan Rakyat
Uniknya, event ini digelar di kawasan wisata Pantai Topejawa dan terbuka gratis untuk masyarakat umum. Selain lomba, panitia juga menghadirkan hiburan rakyat dan kegiatan maritim lainnya, menjadikan acara ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga wahana rekreasi keluarga yang sarat edukasi budaya.
Sejumlah tokoh penting turut hadir memberi dukungan, di antaranya Laksda TNI Andi Abdul Azis bersama jajaran, Kapolsek Mangarabombang AKP Haji Sarro, Danramil Takalar, Dempon Takalar, para kepala desa se-Kecamatan Mangarabombang-Laikang, serta tamu dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Gelaran Katinting Race Laikang Seri 4 ini menegaskan bahwa lomba katinting bukan hanya sekadar adu cepat di atas ombak, tetapi juga cerminan persatuan masyarakat pesisir, kebanggaan budaya bahari, dan potensi wisata yang menjanjikan bagi Kabupaten Takalar.
Laporan: ST-OborTakalar