JAKARTA – Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), kian menimbulkan tanda tanya. Salah satu bukti penting, yakni ponsel utama milik korban, hingga kini belum ditemukan. Ironisnya, jejak terakhir ponsel tersebut terlacak aktif di kawasan Mal Grand Indonesia, sebelum akhirnya mati total dan raib tanpa jejak.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, membenarkan bahwa keberadaan ponsel utama milik ADP, jenis Samsung Galaxy S22 Ultra, masih menjadi teka-teki. Ponsel yang diduga menjadi alat komunikasi utama korban itu diyakini menyimpan banyak petunjuk penting terkait aktivitas dan interaksi terakhir sebelum kematian tragisnya.
“Handphone tersebut belum ditemukan. Terakhir terlacak aktif di Grand Indonesia,” ungkap Wira saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7).
Sementara itu, satu unit ponsel lain, yakni Samsung Galaxy Note 9, ditemukan dalam kondisi tidak aktif di kamar indekos korban. Namun, penyidik meyakini ponsel tersebut bukan perangkat utama yang digunakan korban sehari-hari.
Upaya pelacakan terus dilakukan melalui jejak digital dan sinyal terakhir dari perangkat, namun hasilnya masih nihil. Polda Metro Jaya bahkan telah menyisir beberapa titik strategis, termasuk CCTV dan data BTS di sekitar lokasi, tapi belum membuahkan hasil berarti.
Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, menyebut keberadaan ponsel tersebut bisa membantu memperjelas kronologi peristiwa, meski ia menekankan bahwa penyebab kematian tetap bergantung pada hasil autopsi forensik.
“Jejak digital penting, tapi bukan penentu utama. Hasil autopsi akan jadi dasar yang kuat,” jelas Anam.
Hingga saat ini, penyelidikan terus berjalan dengan menggali sejumlah barang bukti lain, termasuk laptop, flashdisk, serta rekaman kamera pengawas dari lokasi sekitar.
Namun, tanpa ponsel utama, penyidik dihadapkan pada kebuntuan dalam mengungkap komunikasi terakhir korban yang mungkin mengarah pada motif kematian.
Kematian ADP tak hanya menyisakan duka di lingkungan Kemlu, tetapi juga memicu kecurigaan publik akan kemungkinan adanya unsur kelalaian atau bahkan keterlibatan pihak lain.
Kini, sorotan tajam mengarah ke Mal Grand Indonesia—mal mewah yang menjadi jejak terakhir sang diplomat—seolah menyimpan petaka tersembunyi di balik kemewahannya. Sementara publik terus bertanya-tanya; apa sebenarnya yang terjadi sebelum nyawa diplomat muda itu melayang?
Laporan: Chris
Editor: Oborjkt