SUNGGUMINASA— Sebuah video berdurasi singkat yang memperlihatkan aktivitas tambang galian C di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, viral di sejumlah grup WhatsApp warga sejak beberapa hari terakhir.
Video tersebut merekam secara jelas ekskavator yang sedang menggali sebuah kubangan besar dengan kedalaman yang mengkhawatirkan.
Dalam video itu, ekskavator tampak begitu kecil terlihat tenggelam di antara tebing tanah yang terkelupas menandakan kedalaman galian bisa mencapai belasan meter.
Di sisi lain, deretan truk pengangkut material juga terlihat antre, siap mengangkut hasil tambang yang diduga berupa pasir atau tanah urug.
Informasi yang beredar di kolom komentar grup-grup WhatsApp menyebutkan bahwa lokasi tambang tersebut berada di wilayah Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
Bahkan, beberapa warganet secara terang-terangan menyebut bahwa aktivitas tambang itu milik seorang oknum anggota dewan.
Dugaan ini pun memantik spekulasi di tengah masyarakat; pantas saja aktivitasnya berlangsung bebas tanpa hambatan, mungkin karena ada ‘orang dalam’.
Menanggapi video tersebut, Koalisi Hijau Sulsel melalui juru bicaranya, Nuraeni, menilai bahwa problem tambang dan penimbunan kawasan hijau merupakan persoalan akut yang terus menghantui Kabupaten Gowa.
“Jika dibiarkan, ini sama saja membiarkan ekosistem kita dihancurkan perlahan. Alam ini dibunuh secara sistematis,” ujar Nuraeni kepada media.
Koalisi Hijau juga mengecam keras jika benar aktivitas itu didalangi oleh oknum-oknum yang memiliki jabatan publik.
Menurut mereka, hal itu menciptakan konflik kepentingan yang menyulitkan upaya penindakan hukum.
“Lantas siapa yang akan ditangkap? Dan siapa pula yang menangkap? Kalau sesama pemangku kuasa saling melindungi, itu ibarat jeruk makan jeruk. Mustahil ada keadilan yang lahir dari situ,” tambahnya.
Koalisi Hijau mendesak Pemerintah Kabupaten Gowa untuk segera melakukan investigasi dan mengambil langkah tegas terhadap pelaku tambang ilegal, jika memang terbukti tanpa izin.
Termasuk mendalami dugaan keterlibatan pejabat publik dalam jaringan tambang yang semakin merajalela di kawasan Bajeng dan sekitarnya.
“Pemerintah tidak boleh lepas tangan. Ini bukan sekadar aktivitas tambang, ini soal masa depan lingkungan hidup dan keselamatan warga,” tutup Nuraeni.
Sementara hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah daerah belum memberikan pernyataan resmi terkait video viral tersebut.
Begitu pula DPRD Gowa, yang disebut-sebut dalam isu, belum menanggapi desakan publik untuk klarifikasi.
Laporan: Ran
Editor: OborGowa